Kerajaan Tanah Sumedang diperintah raja yang adil dan bijaksana. Sang Raja
mempunyai seorang anak bernama Putri Arum. Suatu ketika Putri Anrm mengidap
penyakit kulit yang menjijikkan. Raja mengadakan sayembara. Siapa
dapat.menyembuhkan Putri Arum jika laki-laki akan dijodohkan, jika perempuan
akan dijadikan saudara.
Bujang Trindil pembantu setia Dang Anggana mengikuti sayembara. Ia segera
pergi mencari obat. Ia berjalan mendaki gunung tinggi dan menjelajah hutan
belantara. Karena lelah, ia tertidur di bawah pohon rindang dan bermimpi. Dalam
mimpi itu, ia disuruh membuat sumur. Sumur itu akan mengeluarkan air panas
sebagai sarana menyembuhkan Putri Arum. Ketika terbangun, Bujang Trindil segera
melakukan seperti dalam mimpinya. Keajaiban terjadi. Setelah Putri Arum mandi
dengan air sumur itu, penyakit kulitnya lenyap.
Akhirnya, Bujang Trindil mendapatkan hadiah. Namun, hadiah itu ia serahkan
kepada tuannya, Dang Anggana. Menikahlah Dang Anggana dengan Sang Putri Arum.
Bujang Trindil merasa lega dan bahagia.
1.
Latar tempat cerita di atas adalah ....
A.
hutan belantara
B.
gunung tinggr
C.
di bawah pohon rindang
Brebes merupakan kota kabupaten yang terletak
diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Halaman pendapa kabupaten dan
alun-alun merupakan tempat yang nyaman untuk bermain.
Dahulu
di pandapa Kabupaten Brebes tinggal seorang pengasuh kuda milik Bupati
Diponegoro. Ia seorang yang jujur, berpendirian teguh. Pemuda itu bernama Jaka.
Sepulang mencari rumput di lading, Jaka dipanggil menghadap bupati. Sebab ia
sudah menemukan selongsong kulit ular belang. Menurut keterangan siapa yang
emiliki selongsong kulit ular belang, ia bias menghilang.
Begitu
menghadap, jaka berkata, “maaf, kanjeng ada apa Hamba dipanggil?”
“betulkah kamu telah menemukan selongsong kulit ular
belang?”Tanya bupati.
“benar, Kanjeng.” Sahut Jaka.
“berikan selongsong kulit ular itu padaku!” pinta sang
bupati.
“maaf tuanku, tidak bias! Benda ini hamba yang menemukan
,”jawab jaka.
Karena
tidak sabar sang bupati berusaha merebut benda itu. Jaka langsung menelannya
dan menghilang. Bupati kemudian memberi nama Jaka menjadi Jaka Poleng.
2.
Latar cerita di atas adalah
- pendapa Kabupaten Brebes
- di kota Kabupaten Brebes
- halaman pendapa kabupaten Brebes
- alun-alun Kabupaten Brebes
Pada suatu
pagi, beberapa anak burung berkumpul di tengah hutan sambil bergurau. Mereka adalah
Burung Merak, Burung Beo, Burung Murai Batu, Burung ELang, dan Burung Gereja.
Burung Merak,
Burung Beo, Burung Murai Batu, dan Burung Elang memamerkan diri kepada Burung
Gereja. Burung Merak memamerkan bulunya yang indah. Burung Beo memamerkan suaranya
yang indah. Burung Murai Batu memamerkan kicauannya yang merdu. Burung Elang memamerkan
kegagahannya.
Burung Gereja
sedih. Tak ada dalam dirinya yang bisa dibanggakan. Bulunya tidak indah. Suaranya
juga tidak merdu. Badannya pun tidak gagah. Lalu, Burung Gereja pulang ke rumah
dan bertemu dengan ibunya. Ia menceritakan kesedihannya. Ibu Burung Gereja
menghibur anaknya.
Suatu hari,
Burung Gereja berjalan-jalan ke hutan. Ia ingin sekali menemui teman-temannya,
tetapi tidak
ada satu pun temannya yang terlihat. Ia lalu berjalan ke tepi hutan. Di tempat
Pak Tani,Burung Gereja melihat Burung Merak, Burung Beo, Burung Murai Batu, dan
Burung Elang dalamperangkap Pak Tani. Mereka bercerita hendak dijual ke kota. Burung Merak, Burung Beo, Burung Murai Batu,
dan Burung Elang sedih. Mereka menyesali kesombongannya.
3. Latar
cerita rakyat tersebut adalah ….
A.
Kota
B.
Hutan
C.
Desa
D.
Gunung
0 Komentar untuk "Contoh soal: Mentukan latar cerita"
Silakan Tulis KOMENTAR yang tidak mengandung SARA DAN P*RN*GRAFI.