Berdasarkan isinya, paragraf dapat dikembangkan dengan (1) pola contoh, (2) analogi, (3) klasifikasi, (4) sebab-akibat, dan (5) pola perbandingan-pertentangan.
1. Pola contoh
Sebuah objek adakalanya diperjelas dengan contoh-contoh konkret, baik dengan penanda contoh maupun tidak, misalnya:
Patut dicatat dan dibanggakan bahwa pemilu pertama, Pemilu 1955, diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur, dan adil serta demoktratis. Tingkat kesadaran berkompetisi cukup sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah pejabat negara, perdana menteri, atau menteri yang masih berkuasa, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya untuk menggiring bawahannya untuk menjadi pemilih yang menguntungkan partainya.
2. Pola analogi
Pola analogi umumnya digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang belum dikenal dengan membandingkannya dengan sesuatu yang sudah dikenal, misalnya
Hidup manusia bagai mengarungi lautan. Kapal tidak dapat berlayar lancar kalau ada topan, badai, dan batu karang. Dalam kehidupan demikian juga. Onak dalam duri bisa jadi kendala. Kepiawaian jurumudi sangat diperlukan jika ingin sampai di tepian. Begitu pula dengan kehidupan.
3. Pola klasifikasi
Dalam mengembangkan gagasan, kadangkala penulis mengelompokkan hal-hal yang memiliki persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam kelompok yang lebih kecil, misalnya
Indonesia mempunyai banyak sumber energi. Ada sumber energi yang dapat habis dan ada yang tidak akan habis. Termasuk sumber energi yang dapat habis adalah minyak bumi, batu bara, dan uranium. Adapun sumber energi yang tidak akan habis adalah panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga biomassa yang pada saat ini sedang dieksploitasi. Sumber energi yang tidak akan ada habis-habisnya ini sering disebut sumber energi alternatif.
4. Pola sebab-akibat
Ada pendapat bahwa sesuatu ada karena ada sebabnya. Hubungan isi kalimat satu dan kalimat lain dalam sebuah paragraf pun adakalanya menunjukkan pola sebab-akibat. Sebab dapat dijadikan gagasan utama dan akibat-akibatnya dijadikan gagasan penjelas. Akan tetapi, dapat pula kebalikannya, misalnya
Kata petrolleum diturunkan dari kata petra yang berarti batu karang dan oleum yang berarti minyak. Oleh karena itu, petroleum berarti minyak dari batu-batuan.
5. Pola perbandingan dan pertentangan
Dengan perbandingan, penulis menjelaskan dua tiga objek dengan cara menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Perbandingan dan pertentangan dapat dilakukan dengan pola utuh (A + B), dapat pula dengan pola bergantian (A/B + A/B). Dengan pola utuh objek pertama dideskripsikan secara tuntas. Selanjutnya disajikan deskripsi objek kedua, juga secara tuntas. Dengan pola bergantian, objek pertama dan kedua dideskripsikan secara bergantian, baik dengan penanda perbandingan (seperti, ibarat, bagaikan, laksana) maupun tidak.
Contoh: Perbandingan dan pertentangan dengan pola utuh (A+B).
Dewasa ini banyak jenis alat yang digunakan manusia. Di antaranya bernama pompa. Ada pompa tangan, pompa listrik, dan kincir angin. Sesuai dengan namanya, pompa tangan digerakkan secara manual oleh tangan manusia. Berbeda halnya dengan pompa listrik. Pompa ini menggunakan tenaga listrik, baik dari jaringan listrik PLN maupun dari listrik tenaga diesel, sebagai tenaga penggeraknya. Tanpa listrik, pompa ini tidak dapat berfungsi. Kincir angin lain lagi. Kincir angin digerakkan oleh tenaga angin. Sumber tenaga dan bentuknya berbeda, namun gunanya sama: memindahkan air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi.
Tag :
Paragraf
0 Komentar untuk "Pola-Pola Pengembangan Paragraf Lengkap dengan Contohnya"
Silakan Tulis KOMENTAR yang tidak mengandung SARA DAN P*RN*GRAFI.