From Soe Hok Gie With Love
Hari ini aku lihat kembali
wajah-wajah halus yang keras
yang berbicara tentang kemerdekaan
dan demokrasi
dan bercita-cita
menggulingkan tiran
aku mengenali mereka
yang tanpa tentara
mau berperang melawan diktator
dan yang tanpa uang
mau memberantas korupsi
kawan-kawan
kuberikan padamu cintaku
dan maukah kau berjabat tangan
selalu dalam hidup ini??
CINTA
Ada orang yang menghabiskan waktunya untuk berziarah ke
Mekkah
Ada orang yang menghabiskan waktunya untuk berjudi di Miraza
Tapi aku ingin habiskan waktuku disisimu, sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu,
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi
Ada orang yang menghabiskan waktunya untuk berjudi di Miraza
Tapi aku ingin habiskan waktuku disisimu, sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu,
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah Mandalawangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
Tapi aku ingin mati disisimu, manisku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tau
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
Tapi aku ingin mati disisimu, manisku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tau
Mari sini, sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik, dan simpati padaku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik, dan simpati padaku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung
Kita tak pernah menanam apa-apa
Kita tak pernah kehilangan apa-apa
Kita tak pernah kehilangan apa-apa
( Selasa, 11 November 1969 )
Nasib terbaik adalah tidak pernah
dilahirkan
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda
Dan yang tersial adalah berumur tua
Berbahagialah mereka yang mati muda
Mahluk kecil kembalilah dari tiada
ke tiada
Berbahagialah dalam ketiadaanmu
CITA-CITA
Saya mimpi tentang sebuah dunia
Dimana ulama, buruh, dan pemuda,
Bangkit dan berkata, “Stop semua kemunafikan! Semua pembunuhan atas nama apapun!”
Dan para politisi di PBB sibuk mengatur pengangkutan gandum, beras, dan susu
Buat anak-anak yang lapar di tiga benua
Dan lupa akan diplomasi
Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras dan bangsa apapun
Dan melupakan perang dan kebencian
Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik
Dimana ulama, buruh, dan pemuda,
Bangkit dan berkata, “Stop semua kemunafikan! Semua pembunuhan atas nama apapun!”
Dan para politisi di PBB sibuk mengatur pengangkutan gandum, beras, dan susu
Buat anak-anak yang lapar di tiga benua
Dan lupa akan diplomasi
Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras dan bangsa apapun
Dan melupakan perang dan kebencian
Dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik
Tuhan, saya mimpi tentang dunia tadi
Yang tak pernah akan datang
Yang tak pernah akan datang
( Salem, Selasa, 29 Oktober 1968 )
Kepada pejuang-pejuang lama
Biarlah mereka yang ingin dapat
mobil, mendapatnya.
Biarlah mereka yang ingin dapat
rumah, mengambilnya.
Dan datanglah kau manusia-manusia
Yang dahulu menolak, karena takut
ataupun ragu.
Dan kita, para pejuang lama
Yang telah membawa kapal ini keluar
dari badai
Yang berani menempuh gelombang
(padahal pelaut-pelaut lain takut)
(kau tentu masih ingat suara-suara
dibelakang…”mereka gila”)
Hai, kawan-kawan pejuang lama
Angkat beban-beban tua,
sandal-sandal kita, sepeda-sepeda kita
Buku-buku kita ataupun sisa-sisa
makanan kita
Dan tinggalkan kenangan-kenangan dan
kejujuran kita
Mungkin kita ragu sebentar (ya, kita
yang dahulu membina
Kapal tua ini
Di tengah gelombang, ya kita betah
dan cinta padanya)
Tempat kita, petualang-petualang
masa depan akan
Pemberontak-pemberontak rakyat
Di sana…
Di tengah rakyat, membina
kapal-kapal baru untuk tempuh
Gelombang baru.
Ayo, mari kita tinggalkan kapal ini
Biarlah mereka yang ingin pangkat
menjabatnya
Biarlah mereka yang ingin mobil
mendapatnya
Biarlah mereka yang ingin rumah mengambilnya.
Ayo,,
Laut masih luas, dan bagi
pemberontak-pemberontak
Tak ada tempat di kapal ini
Tentang kemerdekaan
Kita semua adalah orang yang
berjalan dalam barisan
Yang tak pernah berakhir,
Kebetulan kau baris di muka dan aku
di tengah
Dan adik-adikku di belakang
Tapi satu tugas kita semua,
Menanamkan benih-benih kejantanan
yang telah kau rintis….
Kita semua adalah alat dari arus
sejarah yang besar
Kita adalah alat dari derap kemajuan
samua;
Dan dalam berjuang kemerdekaan
begitu mesra berdegup
Seperti juga perjalanan di sisi
penjara
Kemerdekaan bukanlah soal
orang-orang yang iseng dan pembosan
Kemerdekaan adalah keberanian untuk
berjuang
Dalam derapnya, dalam desasnya,
dalam raungnya kita
Adalah manusia merdeka
Dalam matinya kita smua adalah
Manusia terbebas.
Tag :
Puisi
0 Komentar untuk "Puisi-Puisi Soe Hok Gie LENGKAP"
Silakan Tulis KOMENTAR yang tidak mengandung SARA DAN P*RN*GRAFI.